Jasa Translate Jurnal – Perkara
Jasa Translate Jurnal – Perkara
Jasa translate jurnal dan perkaranya tidak berbeda jauh ketika Anda sedang bertransaksi di toko. Anda ingin membeli minuman; tentukan minuman, memastikan belum expired dan membayarnya. Tiga hal ini saja sudah cukup untuk Anda melakukan order jasa translate online. Namun di sini, jasa penerjemah nusa akan mencoba untuk membahas detil beberapa perkara dalam jasa translate.
Jasa translate yang saat ini mudah Anda temukan jangan sampai membuat lalai untuk mengerti batasan dan hak yang seharusnya Anda dapatkan. Pengetahuan yang Anda miliki ini pada akhirnya akan membuat proses kerjasama lancar. Tidak lain ini dikarenakan Anda bisa mengukur diri seberapa jauh harus menuntut penyedia jasa translate untuk menuntaskan tugasnya. Namun di sisi lain, Anda juga harus sadar dengan batasan yang ada.
Dalam hal tariff, memang sudah ada aturan baku dari HPI. Itupun mereka masih mengakui bahwasanya tiap penyedia jasa translate memiliki acuan tariff yang berbeda.
Acuan tariff resmi dari HPI dapat Anda lihat di sini.
Seperti yang tercantum dalam website tersebut, tariff pun masih tergantung dengan formatting. Format yang biasa diterapkan adalah menggunakan font Arial, Times New Roman, Cambria dengan font size 12 dan margin 4433 atau normal (default).
Perkara Jasa Translate
Perkara jasa translate yang tidak ada acuan resmi adalah tugas pokok translator itu sendiri. Sesuai definisi, menurut kamus Cambridge translator adalah :
“a person whose job is changing words, especially written words, into a different language”
Artinya
“seseorang yang pekerjaanya adalah mengubah kata-kata, terutama kata-kata yang tertulis, ke dalam bahasa yang berbeda”
Yang digarisbawahi di sini, selain definisi translator, adalah apa yang diterjemahkan oleh translator. Pada kamus Cambridge ini, yang diterjemahkan oleh translator yaitu kata atau kalimat. Lalu bagaimana jika dalam sebuah dokumen terdapat angka-angka atau rumus yang tidak bisa diterjemahkan?
Umumnya hanya ada dua pilihan yaitu menulis ulang angka-angka atau rumus tersebut dan pilihan kedua yaitu melewatinya. Hal ini kembali pada kesepakatan kedua pihak antara klien dan penyedia jasa translate.
Jasa Translate atau Jasa Ketik (Kasus 1)
Jasa translate atau jasa ketik – Untuk beberapa penyedia jasa translator, mereka bersedia menulis ulang konten non-huruf atau rumus. Tidak serta merta menulis ulangnya, mereka memberikan tawaran beberapa tariff untuk jenis konten non-huruf yang berbeda. Konten non-huruf atau rumus yang dimintakan untuk diketik ulang biasanya terdapat dalam translate dokumen ilmiah seperti translate jurnal fisika, translate jurnal kimia, translate jurnal matematika, translate jurnal listrik, translate jurnal mesin atau grafik dll.
Berbeda halnya dengan penyedia jasa translator lain yang tidak bersedia mengetik ulang konten dengan non-huruf atau rumus dengan alasan bermacam-macam. Salah satunya adalah karena tugas penerjemah adalah hanya sebatas menerjemahkan suatu dokumen dengan konten yang berisikan kata atau kalimat saja.
Jika berkaca pada pengalaman, menulis ulang konten non-huruf atau rumus sedikit banyak mengulur waktu untuk menerjemahkan konten yang sesungguhnya. Mungkin klien dapat menyediakan dokumen yang akan diterjemah dalam bentuk PDF sehingga translator dapat dengan mudah copy paste rumus dan tanpa biaya.
Jasa Translate atau Jasa Ketik (Kasus 2)
Jasa translate yang menerjemahkan jurnal bahasa Indonesia mungkin harus lebih detil dalam membuat kesepakatan dengan klien. Hal ini dikarenakan dalam beberapa kasus, konten jurnal bahasa Indonesia memang sebaiknya tidak diterjemah karena itu akan mengurangi atau menghilangkan maksud sesungguhnya.
Sehingga, konten sumber (bahasa Indonesia) akan di keep apa adanya dan tidak diterjemah. Ini masih mudah karena penerjemah hanya perlu melewatinya saja tanpa repot copy paste atau screenshot untuk ditampilkan pada lembar hasil translate.
Selain itu juga, jurnal akademik dengan konten wawancara. Seperti halnya penulisan ulang rumus dan jurnal bahasa Indonesia, tidak ada aturan khusus untuk penerjemah melakukan pengalihan bahasa. Pilihanya ada dua yaitu wawancara sebagai bukti dalam penelitian sehingga harus tetap orisinil apa adanya atau teguh dengan definisi seorang translator yakni menerjemahkan teks wawancara tadi.
Inilah contoh-contoh kasus yang patut dicermati oleh para calon klien dan penerjemah. Bahwasanya kesepakatan-kesepakatan haruslah dibuat sedini mungkin sebelum proses translate dimulai. Apalagi jika sudah dilakukan transaksi uang, masalah bisa tambah rumit.
Bagaimana dengan Jasa Penerjemah Nusa?
Sejak awal kami selalu berkomitmen untuk mendahulukan kejelasan order dan transaksi yang berlangsung. Mengapa demikian? Karena tidak sedikit klien terburu-buru dalam melakukan order sehingga ingin cepat transfer sejumlah uang padahal total biaya belum diketahui.
Selain itu, seringnya order jasa translate dari perusahaan terutama buku manual yang berisikan banyak sekali gambar membuat kami harus detil dalam memprosesnya. Seperti contoh-contoh kasus sebelumnya, meskipun gambar dalam buku manual tersebut seharunya kami lewati, jika klien minta untuk dibuat ulang maka kami bersedia. Namun apabila tidak ada request sejak awal maka kami tidak akan memprosesnya. Kami hanya akan menerjemahkan konte tanpa gambar.
Sejauh inipun kami tidak menarik biaya apapun untuk membuat ulang gambar atau rumus. Hal ini dikarenakan hamper semua dokumen sumber adalah PDF sehingga kami hanya perlu melakukan snapshot lalu menempelkanya pada hasil translate. Dengan catatan, gambar atau rumus harus urut sesuai konten lainnya.
Jasa Translate Jurnal
Lalu bagaimana dengan jurnal yang terdapat konten wawancara hasil penelitian? Ini kembali pada kesepakatan antara klien dan penyedia jasa translator. Pastinya, dalam hal kesepakatan-kesepakatan teknis, jasa penerjemah nusa tidak menarik biaya tambahan. Pilihanya hanya dua, kami sanggup atau tidak.
Berkaca pada pengalaman, tidak sedikit klien yang meminta wawancara hasil penelitian dibiarkan apa adanya. Namun ada juga sebagian klien lain yang meminta wawancar hasil penelitian untuk diterjemahkan. Sebetulnya, selama wawancara ini dalam bentuk kalimat maka menerjemahkannya bukanlah hal sulit.
Yang menjadi kendala adalah struktur penulisan wawancara itu sendiri. Struktur penulisan wawancara yang tidak baku membuat translator sedikit banyak kesulitan dalam memahami maksud yang disampaikan. Sehingga, menerjemahkannyapun jadi bingung harus dijadikan apa.
Ini harus diperhatikan oleh klien agar setidaknya membuatkan salinan wawancara hasil penelitian dengan ejakan bahasa Indonesia yang baku. Ejakan bahasa Indonesia yang baku membuatnya mudah untuk dibaca sehingga proses alih bahasapun bisa cepat dilakukan.
Kesimpulan Jasa Penerjemah
Tugas pokok seorang penerjemah bahasa adalah mengubah kata-kata ke dalam bahasa lain. Hal-hal teknis seperti bagian mana saja yang harus diterjemahkan dan tidak diterjemahkan menjadi kewajiban pihak klien dan penyedia jasa penerjemah untuk diselesaikan sejak awal bertransaksi. Kejelasan yang didapat sejak awal maka akan berakibat positif pada saat proses pengerjaan dan klienpun lega.
Begitu pula ketidakjelasan yang dialami sejak awal bertransaksi, maka akan berimbas negative pada saat proses penerjemahan dan di akhir transaksi.
0 Comments